Manakeesh, sebuah hidangan roti pipih yang disajikan dengan berbagai topping lezat, telah menjadi salah satu makanan paling terkenal dalam masakan Timur Tengah. Hidangan yang sederhana namun menggugah selera ini sering kali ditemukan di pasar-pasar tradisional, kafe, dan restoran di seluruh kawasan Arab. Di luar negara-negara asalnya, manakeesh juga mulai mendapatkan tempat di dunia kuliner internasional, berkat kelezatan dan keunikan rasa yang ditawarkannya.
Namun, seperti banyak makanan tradisional lainnya, asal usul manakeesh memiliki cerita panjang yang berakar pada sejarah dan budaya bangsa Arab. Untuk lebih memahami manakeesh, kita perlu melihat lebih jauh dari sekadar bahan-bahan dan cara penyajiannya. Mengapa manakeesh menjadi begitu terkenal di dunia Arab? Dari mana asalnya? Apa hubungan antara manakeesh dan kebudayaan yang melingkupinya?
Artikel ini akan membawa Anda menelusuri asal usul manakeesh, bagaimana ia berkembang dalam kebudayaan Arab, serta mengapa hidangan ini terus mempertahankan popularitasnya di era modern, baik di Timur Tengah maupun di seluruh dunia.
Asal Usul Manakeesh: Sejarah Singkat
Manakeesh (juga dikenal sebagai mana’eesh atau manakish) adalah sejenis roti pipih yang dipanggang dan biasanya diberi topping atau isian yang berbeda-beda, tergantung pada wilayah dan selera lokal. Makanan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, dengan akar yang sangat kuat dalam tradisi kuliner Arab. Secara harfiah, manakeesh berarti “roti panggang” dalam bahasa Arab, yang merujuk pada cara pembuatannya.
Hidangan ini dipercaya berasal dari wilayah Timur Tengah, terutama di negara-negara seperti Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina, di mana manakeesh sangat populer. Seiring waktu, manakeesh menyebar ke berbagai negara Arab lainnya dan menjadi salah satu sajian yang wajib ada di meja makan, terutama untuk sarapan atau camilan.
Manakeesh memiliki kesamaan dengan beberapa hidangan roti pipih dari berbagai belahan dunia, seperti pide dari Turki atau pizza dari Italia, karena menggunakan teknik memasak yang serupa dengan memanggang adonan roti datar di atas batu atau oven panas. Namun, apa yang membedakan manakeesh adalah toppingnya yang beragam, mulai dari campuran za’atar (campuran rempah khas Timur Tengah), keju, daging cincang, hingga sayuran dan telur.
Manakeesh dalam Budaya Arab
Manakeesh adalah simbol kuliner yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Arab. Makanan ini tidak hanya hadir di pasar atau restoran, tetapi juga menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari di rumah tangga. Di banyak keluarga Arab, terutama di Lebanon dan Suriah, manakeesh adalah hidangan yang disajikan di pagi hari untuk sarapan, sering kali disertai dengan secangkir teh atau kopi. Di berbagai tempat, manakeesh juga dianggap sebagai makanan jalanan yang mudah didapatkan, baik dalam bentuk sederhana maupun dengan berbagai variasi topping.
Bagi masyarakat Arab, manakeesh juga memiliki makna sosial. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara keluarga atau perayaan, menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan. Di banyak tempat, manakeesh dimakan bersama dengan keluarga atau teman-teman dalam suasana santai, dengan lapisan rasa yang menggoda dan beragam, yang bisa disesuaikan dengan preferensi pribadi.
Topping Manakeesh: Variasi Rasa yang Tak Terbatas
Salah satu daya tarik utama dari manakeesh adalah kreativitas dan fleksibilitas topping yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Beberapa topping yang paling umum digunakan di berbagai wilayah adalah:
1. Za’atar
Salah satu topping manakeesh yang paling terkenal adalah za’atar, campuran rempah khas Timur Tengah yang terdiri dari oregano, thyme, rosemary, sesame seeds, dan sumac (rempah yang memberi rasa asam). Za’atar memberikan rasa gurih dan sedikit asam pada roti pipih yang dipanggang. Manakeesh za’atar adalah pilihan sarapan yang paling klasik dan sederhana namun tetap penuh rasa.
2. Keju
Di banyak daerah, manakeesh juga disajikan dengan keju yang meleleh di atasnya. Keju yang digunakan bisa berupa keju putih atau keju feta, memberikan rasa creamy yang kontras dengan rasa pedas dari za’atar atau rempah lainnya. Keju manakeesh adalah pilihan populer di kalangan keluarga dan sering kali dimakan bersama dengan taburan oregano atau bahkan tomat segar.
3. Daging Cincang
Selain topping yang ringan, manakeesh juga dapat disajikan dengan daging cincang yang telah dibumbui. Daging sapi atau kambing yang dimasak dengan bumbu khas Timur Tengah memberikan rasa gurih dan kaya pada manakeesh, menjadikannya hidangan yang lebih mengenyangkan dan cocok untuk makan siang atau malam.
4. Sayuran dan Telur
Di beberapa daerah, manakeesh juga diisi dengan sayuran panggang seperti tomat, terong, atau paprika. Kadang-kadang, manakeesh juga diberi topping telur yang dipanggang di atas roti, memberikan tambahan kelembutan dan rasa gurih pada hidangan ini. Kombinasi sayuran dan telur ini memberikan alternatif sehat dan menyegarkan untuk manakeesh yang lebih tradisional.
5. Manakeesh dengan Madu
Sebagai varian manis, manakeesh juga bisa disajikan dengan madu dan kacang-kacangan. Hidangan manakeesh manis ini sering dinikmati sebagai camilan atau pencuci mulut setelah makan, memberikan perpaduan rasa yang manis dan gurih yang menggoda.
Teknik Memasak Manakeesh: Seni Memanggang
Cara memasak manakeesh terbilang sederhana namun membutuhkan ketelitian. Roti pipih ini biasanya dipanggang di atas oven batu atau di dalam oven modern dengan suhu tinggi. Proses memanggang ini bertujuan untuk membuat roti pipih memiliki tekstur yang ringan dan sedikit renyah di bagian luar namun tetap lembut di bagian dalam. Salah satu teknik yang digunakan adalah memasukkan topping ke dalam adonan sebelum memanggang, memastikan bahwa rasa yang kuat dari rempah dan keju menyatu sempurna dengan roti.
Beberapa resep tradisional juga melibatkan pemanggangan manakeesh dengan api langsung, yang memberikan aroma khas pada roti dan topping. Teknik ini sering digunakan di pasar atau restoran tradisional di Timur Tengah, menciptakan rasa yang otentik dan menggugah selera.
Manakeesh di Dunia Modern: Dari Makanan Jalanan ke Kafe Trendi
Manakeesh telah berkembang dari makanan jalanan sederhana menjadi hidangan yang dapat ditemukan di kafe-kafe modern dan restoran internasional. Banyak kafe di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan komunitas besar Timur Tengah, mulai menawarkan varian manakeesh sebagai menu sarapan atau camilan. Kelebihan dari manakeesh adalah fleksibilitasnya: selain bisa disajikan dengan berbagai topping, manakeesh juga cocok untuk disesuaikan dengan gaya hidup kontemporer, seperti disajikan dalam bentuk mini atau menggunakan bahan-bahan yang lebih sehat seperti tepung gandum utuh atau topping sayuran organik.
Di banyak kota besar seperti Dubai, Beirut, dan London, manakeesh telah menjadi ikon kuliner yang tidak hanya memikat pengunjung yang mencari rasa tradisional, tetapi juga mereka yang ingin menikmati inovasi kuliner. Beberapa restoran bahkan menyajikan manakeesh fusion, di mana berbagai bahan dan bumbu internasional digabungkan untuk menciptakan hidangan yang lebih modern dan inovatif.
Manakeesh adalah salah satu contoh keindahan kuliner yang telah berkembang seiring berjalannya waktu, memadukan rasa tradisional dengan inovasi yang modern. Dengan rasa yang kaya dan variasi topping yang tak terbatas, manakeesh terus mengundang pencinta kuliner di seluruh dunia untuk mencoba dan menikmati hidangan ini. Baik sebagai sarapan, camilan, atau hidangan utama, manakeesh memiliki daya tarik yang tidak hanya terletak pada rasa tetapi juga pada kemampuannya untuk menyatukan berbagai tradisi kuliner dalam satu roti pipih yang lezat.
Asal usul manakeesh yang kaya akan sejarah dan tradisi Arab memberi kita wawasan mendalam tentang bagaimana kuliner dapat mencerminkan keberagaman budaya dan inovasi. Sebagai salah satu warisan kuliner Timur Tengah yang telah mendunia, manakeesh tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga sebuah perjalanan rasa yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.